Jumat, 07 Januari 2011

Cangkir & Kopi

Dlm sebuah acara reuni, bbrp alumni Univesitas Barkeley, California menjumpai dosen kampus mrk dl. Melihat para alumni tsb ramai2 membicarakan kesuksesan mrk, profesor tsb sgr ke dapur & mengambil seteko kopi panas & bbrp cangkir kopi yg berbeda-beda. Mulai dr cangkir yg terbuat dr kristal, kaca, melamin dan plastik. Profesor tsb menyuruh para alumni utk mengambil cangkir & mengisinya dgn kopi.

Setelah msg2 alumni sdh mengisi cangkirnya dgn kopi, profesor tsb berkata, "Perhatikanlah bhw kalian smua memilih cangkir2 yg bagus & kini yg tersisa hy lah cangkir2 yg murah & tdk menarik. Memilih hal yg terbaik adalah wajar & manusiawi. Namun persoalannya,ketika kalian tdk mendptkan cangkir yg bagus perasaan kalian mulai terganggu. Kalian secara otomatis mlht cangkir yg dipegang org lain & mulai membandingkan cangkir kalian. Pikiran kalian terfokus pd cangkir, padahal yg kalian nikmati bknlah cangkirnya me -lainkan kopinya."

Hidup kita spt kopi dlm analogi tsb di atas, sdgkan cangkirnya adlh pekerjaan, jabatan & harta benda yg kita miliki.
Pesan moralnya : jgn prnh mem biarkan cangkir mempengaruhi kopi yg kita nikmati. Cangkir bukanlah yg utama, kualitas kopi itulah yg terpenting. Jgn berpikir bhw kekayaan yg me -limpah, karier yg bagus & pe -kerjaan yg mapan merupakan jaminan kebahagiaan. Itu konsep yg sgt keliru. Kualitas hidup kita ditentukan oleh "Apa yg ada di dalam" bukan "Apa yg kelihatan dari luar". Apa gunanya kita memiliki sgl nya, namun kita tdk prnhh merasakn damai, sukacita & kebahagiaan didlm kehidupan kita? Itu sgt menyedihkan, krn itu sama spt kita menikmati kopi basi yg di - sajikan disebuah cangkir kristal yg mewah & mahal.

"Kunci menikmati kopi bukan -lah seberapa bagus cangkirnya, tetapi sebrp bagus kualitas kopi nya."