Rabu, 29 Oktober 2008

Salim Bukan Karyawan Bank Tapi Pelukis

Seperti dikutip di harian Suara Merdeka
kolom
HIBURAN & SENI

29 Oktober 2008
”I Love You Full, Ha-ha-ha...”

TRUBADUR tua itu berdiri di panggung, berambut gimbal, mencangklong gitar buntung. Dia bukan Bob Marley, bukan Jimi Hendrix. Dialah Mbah Surip, penyanyi eksentrik yang kondang dengan tembang-tembang balada berlirik unik.

Minggu (26/10) siang, Mbah Surip tampil pada tasyakuran haji di rumah pelukis Agus Salim di Gedanganak, Ungaran. Menarik, dia berkolaborasi dengan kelompok rebana Jamiatul Hasanah. Simbah bohemian itu tak canggung. “I love you full, ha-ha-haÖ” Sapa Mbah Surip kepada para tamu. “I love you full juga, Mbah,” sahut mereka seraya tertawa.

Mbah Surip penghibur sejati. Dia sanggup mengajak hadirin yang lebih menyerupai jamaah pengajian itu bernyanyi. “Saya mau nyanyi lagu ‘Rasullullah’. Lagu ini saya ciptakan selama 48 tahun, ha-ha-ha-haÖ Ayo, semua nyanyi bersama Mbah Surip ya? Alif fatah a, alif kasroh i, alif domah u, a i u...”

Meski malu-malu, mereka nyanyi juga, mengikuti syair lagu yang didendangkan Mbah Surip. Usai lagu pembuka, seniman kelahiran Mojokerto bernama asli Urip Ariyanto itu menyambung dengan tembang berikutnya, yang lebih populer, “Bangun Tidur”. Tanpa dikomando, sebagian hadirin yang kenal lagu itu pun bernyanyi. “Bangun tidur/tidur lagi. Bangun lagi/tidur lagi. BanguuunÖ/tidur lagiÖ”
Komedial
Interaktif, itulah kekuatan panggung Mbah Surip. Lagu-lagunya yang bersahaja, dengan lirik sederhana dan jenaka, gampang dicerna. Hanya dengan sekali dengar, penonton langsung bisa mengikuti.

Kekuatan lain Mbah Surip ada pada aksi panggung yang komedial. Alih-alih menyelimurkan, dia justru mengeksplorasi vokalnya yang pas-pasan. Lelaki 50 tahun yang kenyang kehidupan jalanan itu jago ndagel. Tak cuma dengan bahasa tubuh, tetapi juga lewat ungkapan verbal.

“Sekarang saya ingin ngarang lagu bareng warga Ungaran. Yang pertama judulnya ‘Diam Bersama’... Selesai, ha-ha-ha. Berikutnya ‘Saling Memandang’, ha-ha-ha....”

Setelah mendendangkan “Telor Mata Sapi” dan “Kolam Susu” (milik Koes Plus), Mbah Surip bilang hendak menuntaskan penampilan dengan tembang “Mohon Pamit”. Seperti “Diam Bersama” dan “Saling Memandang”, dia tak menyanyikan apa-apa. Dia diam sebentar, sebelum mengucap “Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakaatuh, ha-ha-ha....”

Dari musiklah memang Mbah Surip lebih dikenal orang. Dia pernah bernyanyi di televisi dan jadi model video klip lagu “Kangen” yang dinyanyikan Evie Tamala. Dia juga penggagas ajang “Friday Jazz” di Ancol serta pemegang rekor Muri sebagai penyanyi terlama, yakni 60 jam, tahun 2005.

Bertahun-tahun bermusik, Mbah Surip telah mengoleksi delapan album rekaman: Ijo Royo-royo, Siti Maelan, Indonesia Satu, Bonex, Mak Erot, Barang Baru, Bangun Tidur, dan Anak Sastrawan. “Album-album saya kalah saingan sama Samsons dan Peterpan. Tapi nggak papa, yang penting I love you full, ha-ha-ha....” (Rukardi-53)

Tidak ada komentar: